Siapa
sih yang tidak suka diberi hadiah? Semua orang pasti senang jika diberi hadiah.
Selain diberikan secara cuma-cuma, kegiatan saling memberi hadiah akan
merekatkan hubungan antara si pemberi dan penerima. Lara Aknin, seorang asisten
profesor psikologi di Universitas Simon Fraser, Kanada, mengungkapkan bahwa
anak yang diberi hadiah akan tumbuh sebagai sosok yang murah hati. Terlebih
jika hadiah itu diberikan dari orang tua terhadap anaknya, tentu akan
mempererat hubungan mereka. Dalam pemberian hadiah, terdapat dua pihak yang
terlibat yaitu pemberi dan penerima hadiah. Pemberi hadiah sebisa mungkin
kreatif dalam menentukan hadiah yang hendak diberikan. Sesuatu yang dihadiahkan
tentunya barang yang bermanfaat dan menarik sehingga penerima merasa senang
ketika mendapatkannya. Salah satu jenis hadiah yang sering diberikan adalah
hadiah dalam bentuk parsel. Selain menarik, isi parsel juga dapat dibuat
bervariasi.
Parsel
merupakan kata serapan yang berasal dari Bahasa Inggris yaitu parcel yang artinya adalah sesuatu yang
telah dibungkus atau sebuah paket yang telah dibungkus dengan rapi. Berdasar pengertian tersebut, maka sebenarnya
isi parsel dapat berupa dokumen, barang jadi atau setengah jadi, selama barang
tersebut sudah dibungkus dengan baik. Namun masyarakat Indonesia lebih mengenal
parsel sebagai hadiah atau bingkisan yang dikirimkan saat hari raya keagamaan
atau hari-hari spesial tertentu (Vanesha, 2017). Parsel biasanya menggunakan
keranjang yang sebagian besar masyarakat luar negeri menyebutnya sebagai hamper atau gift hamper. Negara tetangga kita, Malaysia, menyebut bingkisan
tersebut juga dengan istilah hamper.
Seiring
berjalannya waktu, parsel muncul dengan berbagai bentuk dan jenis yang beraneka
ragam. Jika pada umummya parsel berisi makanan-makanan kemasan atau kue kering,
sekarang banyak ide-ide kreatif dihadirkan dalam menentukan baik isi parsel
maupun tampilan parsel. Parsel yang paling sering kita jumpai selain makanan
adalah parsel barang pecah belah, seperti gelas, cangkir, mug, dan piring.
Selain itu juga ada parsel tanaman hias, yang berisikan tanaman-tanaman hias
seperti kaktus, anthurium, dan aglonema. Jenis parsel yang lain adalah parsel
yang berisi buku. Sebagian masyarakat di Indonesia telah mengembangkan parsel
buku ini, walau jumlahnya belum begitu banyak.
Pengembangan
parsel buku ini hendaknya terus digalakkan. Dengan aktivitas tersebut,
diharapkan dapat meningkatkan budaya literasi masyarakat. Terlebih budaya literasi
di Indonesia masih terbilang rendah. Menurut data UNESCO yang telah banyak
beredar, minat baca masyarakat Indonesia tergolong rendah, yaitu 1: 1000. Hal
tersebut menyatakan bahwa dari 1000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin
membaca. Riset yang lain bertajuk World’s
most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016, Indonesia
bertengger di posisi bawah yaitu urutan 60 dari 61 negara di bawah Thailand yang
berada di peringkat 59 dan di atas Botswana yang berada di posisi 61 (Kementerian Kominfo,
2017).
Dengan
dikembangannya parsel buku ini diharapkan dapat mengubah kondisi literasi di
Indonesia yang rendah tersebut. Orang yang diberi tentu tidak akan menolak dan
mau tidak mau akan membaca buku yang dihadiahkan tersebut. Jika aktivitas ini
dilakukan dan dibudayakan di instansi-instansi besar, lingkungan kerja,
sekolah-sekolah, dan masyarakat, tidak dipungkiri akan memperbaiki kondisi literasi
di Indonesia. Tentunya bentuk aktivitas pemberian parsel buku ini tidak sebatas
pada tukar menukar hadiah atau hadiah hari raya, melainkan dapat berwujud doorprize, hadiah kejuaraan kelas, atau
hadiah lomba.
Buku-buku
yang dipilih untuk dihadiahkan dalam parsel lebih bermakna jika dibuat berdasar
tema-tema acara tertentu. Parsel buku yang berisi buku-buku pelajaran seperti
buku matematika, IPA, Bahasa Inggris dan sebagainya, sangat cocok diberikan
kepada anak-anak sekolah sebagai hadiah naik kelas atau hadiah kelulusan menuju
ke jenjang pendidikan berikutnya. Parsel buku-buku bertema keagamaan cocok untuk
dihadiahkan saat hari-hari besar agama seperti Hari Raya Idul Fitri dan Hari
Raya Natal. Parsel buku-buku berupa novel remaja cocok untuk dihadiahkan pada
saat ulang tahun ke-17 (sweet seventeen).
Parsel buku-buku bertema anak, fabel, bergambar, bahkan pop-up cocok untuk hadiah bagi anak-anak dan balita. Sedangkan
untuk hadiah atau hantaran pada acara pernikahan, dapat dipilih buku-buku
bertema keluarga, rumah tangga, dan sebagainya.
Gambar 1. Parsel dengan Penutup Plastik (bukukita.com) |
Gambar 2. Parsel Tanpa Penutup Plastik (Mizands Jogja) |
Untuk
menghasilkan berbagai bentuk parsel buku yang indah ini tentu dibutuhkan daya
kreativitas yang baik. Terlebih bagi anak-anak, aktivitas ini akan mengakomodasi
kreativitas dan daya imajinasi mereka untuk menciptakan karya parsel yang
menarik yang hasilnya nanti akan dihadiahkan kepada teman-teman tersayang.
Orang tua juga dapat memanfaatkan aktivitas ini untuk mengajarkan kesabaran dan
keuletan pada anak demi mendapatkan hasil yang diinginkan.
Banyak
kelebihan yang didapat dengan membuat parsel buku dibanding parsel-parsel jenis
yang lain. Berbeda dengan makanan kemasan atau kue, buku tidak mempunyai waktu
kadaluarsa, sehingga parsel buku dapat dibuat jauh-jauh hari tanpa takut
mempertimbangkan rentang waktu tertentu. Tidak itu saja, buku bukanlah barang
pecah belah yang rentan bila jatuh, tergores, atau terbentur. Parsel buku juga akan
menghindarkan kesan buruk akan makna terselubung seperti gratifikasi pada
pegawai atau pejabat instansi. Memberikan buku sama saja dengan memberikan ilmu
bermanfaat yang justru diperintahkan dalam ajaran agama. #SahabatKeluarga #LiterasiKeluarga
Daftar
Pustaka
Vanesha,
B. (2017). Apa itu Parsel? Diakses dari
http://www.parselday.com/ pada tanggal 6 September 2019.
Kementerian Kominfo. (2017).
Teknologi Masyarakat Indonesia: Malas Baca Tapi Cerewet di Medsos. Diakses dari
https://kominfo.go.id, pada tanggal 6 September 2019.