Senin, 16 Oktober 2017

Apa anda? Siapa anda? Mau kemana anda?


Refleksi Perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika Pertemuan ke-1 dan ke-2
Dosen Pengampu: Prof.Dr. Marsigit, MA.
Tanggal Kuliah : 5 September 2017 dan 26 September 2017

Oleh: Irham Baskoro
NIM: 17709251004
Pendidikan Matematika Pascasarjana (Kelas A)
Universitas Negeri Yogyakarta

Pertemuan Pertama, 5 September 2017

       Hari ini menjadi hari pertamaku kuliah filsafat pada jenjang S2 bersama Bapak Prof Marsigit. Sore sekitar pukul setengah empat, kami memulai kegiatan perkuliahan filsafat di lantai 6 Gedung Sangat Baru Pascasarjana UNY. Hari pertama perkuliahan diisi dengan perkenalan dan sistem perkuliahan. 
      Pada awal perkuliahan ini, Pak Marsigit berkenalan serta mengartikan nama Marsigit secara klasik dan kontemporer. Secara klasik nama Marsigit terdiri dari mar yang artinya tersamar (tersamar itu ilmu) dan sigit artinya tampan. Sehingga nama Marsigit secara klasik berarti orang tampan yang selalu mencari ilmu. Sambil bercanda, beliau menyebutkan contoh dalam wayang yaitu Arjuna atau Janaka. Hanya saja kalau Arjuna selalu muda, sementara beliau bisa menua. Secara kontemporer Marsigit diartikannya sebagai Mars (Mars) artinya nama planet, lalu Si (see) artinya melihat, dan git (gate) artinya pintu gerbang. Jadi artinya keseluruhan nama Marsigit secara kontemporer adalah pintu gerbang untuk melihat Planet Mars :)
      Pada perkuliahan sore itu, Pak Marsigit juga menceritakan riwayat pendidikannya mulai dari raihan gelar BA, setelah itu ketingkat sarjana (gelar Drs), selanjutnya S2 PGSD konsentrasi matematika (gelar MA), lalu lanjut S3 Filsafat di Universitas Gadjah Mada dan mendapat gelar Doktor, selanjutnya mendapat gelar Profesor. Ini tentu sangat memotivasiku. Kini beliau sudah memiliki dua orang anak laki-laki dan tiga cucu perempuan.
      Pak Marsigit membuka kuliah dengan membaca Doa Al Fatihah. Diharapkan mahasiswa tidak bingung hatinya ketika berfilsafat. Silakan bingung di pikiran tapi jangan bingung di hati. Beliau berkata bahwa bingung dalam pikiran itu tandanya sedang memangun ilmu. Jangan sampai masuk kuliah jalannya lurus, tetapi setelah keluar kuliah jalannya jadi miring bahkan sesat. Jika mahasiswa masih bingung di hati, maka sebenarnya jiwanya belum matang dan belum disebut profesional. Pak Marsigit membuka kesempatan pada mahasiswanya untuk membaca komen pada blognya. Di dalam blog tersebut, terdapat banyak postingan mengenai filsafat, seperti elegi-elegi, tesis, antitesis, filsafat dalam pendidikan, dan lain-lain. Kemudian setelah selesai membaca postingan, para mahasiswa dapat membuat komen pada postingan tersebut.

Pertemuan Kedua, 26 September 2017

      Seperti biasa, hari Selasa setelah Sholat Ashar, aku menuju ruang kuliah di lantai 1 Gedung baru Pascasarjana untuk mengikuti perkuliahan filsafat oleh Pak Prof. Marsigit. Pada pertemuan kedua ini, Pak Marsigit mengadakan Tes Awal (Tes Penempatan). Tes ini berbentuk tes jawab singkat. Tes terdiri dari 25 soal. Sayangnya aku mendapatkan nilai 0 pada tes ini. Tidak ada satu soalpun yang bisa aku jawab dengan benar. Teman-temanku juga banyak mendapat nilai 0. Beberapa yang lain ada yang benar satu jawaban dan mendapat nilai 4.
      Kemudian Pak Marsigit memberi pesan pada para mahasiswa agar selalu baca, baca, dan baca. Harapan Pak Marsigit, justru dengan mendapatkan nilai 0, para mahasiswa dapat memulai belajar dari bawah. Syarat bisa belajar filsafat adalah ikhlas hati dan ikhlas pikiran. Berikut adalah 25 pertanyaan filsafat yang saya rangkum beserta pembahasannya.

1. Apa anda itu?
Hakikat. Kata tanya "apa" menanyakan tentang hakikat. Filsafat dibangun berdasarkan 3 pilar yaitu: hakikat/makna, metode dan manfaat. Dalam filsafat istilahnya yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Anda naik dimensinya jika belajar filsafat. Dengan belajar filsafat, anda menjadi orang khusus dan bukan lagi orang awam.

2. Siapa anda?
Potensi. Jika dinaikkan dalam dimensi spiritual disebut ciptaan Tuhan. Ciptaan Tuhan berupa potensi. Potensi sebarang belum mempunyai arah. Potensi seorang anak bisa baik atau buruk, tergantung pada yang mengarahkan.

3. Mengapa anda?
Bertanya. Aktivitas bertanya merupakan awal dari ilmu.

4. Darimana anda?
Terpilih. Potensi terbagi menjadi potensi takdir dan potensi ikhtiar. Batu mempunyai dua potensi. Tercipta ditakdirkan dan dapat berubah karena cuaca, campur tangan manusia, dan lain-lain. Potensi ikhtiar adalah potensi untuk berubah, bukan karena manusia saja, namun bisa karena sistem alam semesta. Maka kita sungguh dari yang terpilih. "Siapa yang memilih?"   Tuhan.

5. Mau kemana anda?
Memilih. Memilih istri, memilih suami, memilih mobil, memilih pandangan , memilih pegang, dengar, lihat, memilih langkah, memilih ke depan.. itulah ikhtiarmu. Hidup itu adalah pilihan. Mau kemana anda? Mau memilih apa? whatever. Kenapa kamu keluar lewat pintu, kok tidak keluar lewat jendela. Itulah pilihan. Hanya orang-orang terhormatlah yang memilih belajar filsafat. Filsafat adalah dunianya para dewa. Ayam adalah dewanya cacing. Pak Rektor adalah dewanya kita. Bahkan dirimupun adalah dewa bagi dirimu yang tadi.

6. Siapa nama anda?
Dunia / icon. Segala sesuatu memiliki dunianya masing-masing. Dunia batu, dunia jilbab, dunia bola, dan lain-lain.

7. Dengan siapa anda?
 Dengan Pikiran

8. Siapa di belakang anda?
Epoke. Pak Marsigit menjelaskan epoke dengan mengilustrasikan sebagai berikut. Aku punya istri, punya anak, dan punya cucu di rumah. Tetapi ketika aku sedang mengisi perkuliahan disini, aku masukkan mereka dalam epoke. Epoke kalau dalam bahasa sederhananya adalah egepe, emang gua pikirin. Semua yang di belakangku sementara aku masukkan dalam epoke. Sehingga jikalau tidak mempunyai epoke, bisa berakibat gawat dan bisa stress. Jadi sebenarnya "lupa" itu penting. Hal ini dapat diterapkan ketika mengajar matematika, ketika guru menjelaskan balok dan mengilustrasikan dengan bentuk ruangan kelas. Ruang kelas ini dianggap berbentuk balok, dengan mengabaikan jam di dinding, jendela, korden, dan AC, semua hal yang mengganggu bentuk keruangan balok.

9. Siapa di depan anda?
 Fenomena

10. Siapa di atas anda?
 Transenden. Transenden adalah dunianya itu para dewa.

11. Siapa di bawah anda?
 Bayang-bayang. Setiap kita pergi, maka kita akan diikuti bayang-bayang. Kalo dalam cerita pewayangan dinamai Bagong. Bagong hampir sama dengan Semar. Bayang-bayang itu adalah dunianya. Transenden itu idealnya. Resep makanan itu transenden (rumusnya), bayang-bayangnya adalah nasi goreng. Kita hidup di dunia berbayang-bayang dari agama, hadist, dan seterusnya. Ketika adikmu mengikuti perintahmu, maka adikmu adalah bayang-bayang dari dirimu.

12. Siapa orang tua anda?
 Jiwa. Orang tua anda adalah yang berjiwa. Jika ditanya siapa orang tua anda dan anda hanya menjawab Bapakku Paimin. Maka anda hanya mementingkan kata atau nama. Jika anda menjawab Bapak saya Gede Duwur, maka anda hanya mementingkan fisiknya. Jika menjawab Bapak saya adalah Pak RT ,maka hanya mementingkan jabatannya.  Maka sebenar-benar orang tua anda adalah jiwa.

13. Apa tujuan anda?
 Saksi. Sebesar-besarnya tujuan berfilsafat adalah hanya menjadi saksi.

14. Anda sedang ngapain?
 Mengada. Sebenar mengada adalah perubahan. Sebenar-benar hidup adalah mengada.

15. Karya anda itu apa?
 Pengada. Pengada adalah hasil dari mengada. nilai kuliah. Hidup manusia adalah mengada dan pengada. Sebenar-benar belajar adalah mengada yang ada dan mungkin ada. Mudah untuk mengubah yang mungkin ada menjadi ada. Cukup dengan mengetahui satu sifat dari ribuan sifat yang ada, maka yang mungkin ada tersebut menjadi ada. Yang ada di dalam pikiran kita itu sedikit sekali, masih banyak hal yang belum kita ketahui.

16. Apa pilihan anda?
 Abstraksi

17. Apa idola anda?
 Syetan.. Idola atau Idol adalah penggoda utama. Idola anda adalah potensi gelap, potensi hitam atau potensi buruk. Potensi buruk itu menuju neraka, potensi baik menuju surga. Dunia itu hanya antara baik atau buruk.

18. Anda dimana?
 Di perbatasan. Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mendorong atau memotivasi para mahasiswa. Semua ilmu akan kalah dengan maksud atau motif atau keinginan. Misal kamu ingin menjadi dokter gigi, maka semua ilmu yang kamu pelajari tidak ada artinya. Setinggi-tinggi ilmu akan kalah dengan maksud, maka kendalikanlah keinginanmu yg kurang baik karena akan mengalahkan ilmumu. Perbatasan disini maksudnya batas antara jelas dan tidak jelas, nyaman dan tidak nyaman. Ilmu munculnya dari perbedaan, perbedaan akan memunculkan batas.

19. Siapa kekasih anda?
 Milikmu.

20. Apa yang anda benci?
 Mitos. Nyaman itu mitos, maka sebenar-benar nyaman adalah perjalanan ketidaknyamanan. Nyaman dalam satu titik adalah mitos, sebenarnya dia tidak nyaman. Mitos itu berarti diam dan berhenti berfikir. Anda yang sudah merasa jelas itu juga adalah mitos, karena selanjutnya pasti tidak mau belajar lagi.

21. Rumahmu dimana?
Bahasa..  Pak Marsigit mencontohkan bahwa Blog Power Mathematics yang beliau buat  adalah rumah beliau. Silakan untuk berkunjung ke rumah beliau kapan saja.  Disitulah bahasa Pak Marsigit. Maka sebenar-benar dirimu adalah bahasamu. Filsafat bahasa adalah filsafat yang sekarang berlaku (kontemporer). "Karaktermu tergantung pd bahasamu", "kata-katamu, lisanmu, cuap2mu, baik secara langsung, maupun lewat media, facebook, dan lain-lain akan menentukan pribadimu." Begitu kata Pak Marsigit. 

22. Pekerjaanmu apa?
 Membaca. Sebenar-benar filsafat adalah membaca. Tidaklah ada filsafat kalau tidak membaca.

23. Bacaanmu apa?
Yang ada dan yang mungkin ada. Laboratorium filsafat adalah seluruh alam semesta.

24. Nyanyianmu apa?
 Etik dan Estetika. Yaitu nyanyian kebaikan/ keindahan.

25. Pikiranmu dimana?
Di yang ada dan yang mungkin ada.

       Sebelum perkuliahan sore itu ditutup, ada satu pertanyaan muncul dari mahasiswa Apa definisi bahagia menurut Bapak? Pak Marsigit menjawab bahagia menurut saya adalah yang sesuai ruang dan waktunya. Bayangkan kalau seorang wanita hamil di usia 70 tahun, tentu menyedihkan, karena tidak sesuai ruang dan waktunya.  Kini Pak Marsigit sudah berumur 60'an tahun, sudah mempunyai 2 anak dan 3 cucu, serta sudah mendapat gelar Prof. Ini tentu sesuai dengan ruang dan waktunya. Dan kemudian beliau menambahkan, bahwa bagi orang yang beriman, jika usia semakin tua, maka jarak dengan Tuhan akan semakin dekat.

Irham Baskoro
17709251004
Pend. Matematika A, PPs UNY 2017

Tidak ada komentar: