Sabtu, 16 Desember 2017

Pendekatan Iceberg (Gunung Es) dalam Pembelajaran Matematika Realistik: Refleksi Perkuliahan Pertemuan ke-9 dan 10 (21 dan 28 Nov 2017)

Pendekatan Iceberg (Gunung Es) dalam Pembelajaran Matematika Realistik
Refleksi Perkuliahan Filsafat Bersama Prof. Marsigit 

Oleh: Irham Baskoro
17709251004
PPs Pendidikan Matematika UNY 2017


            Perkuliahan filsafat bersama Bapak Prof. Marsigit pada tanggal 21 November dan 28 November 2017 membicarakan mengenai pendekatan iceberg (gunung es) dalam pembelajaran matematika relistik. Seperti terlihat dalam ilustrasi gunung es di dalam gambar (iceberg), bahwa puncak dari gunung es adalah bagian gunung yang paling terlihat dari luar. Puncak dari gunung es diibaratkan matematika formal yang berisi notasi-notasi atau simbol-simbol matematika yang abstrak. Matematika formal inilah yang paling disorot, menghiasi banyak literature, buku-buku matematika, dan soal-soal Ujian Nasional Matematika.
Yang perlu disadari bahwa formal notation tersebut sebenarnya dibangun dari tahapan-tahapan yang hirarkis, mulai dari dasar gunung es yang berupa matematika dalam kehidupan sehari-hari (mathematics world orientation).  Setelah itu, hal-hal dalam kehidupan sehari-hari tadi dibawa sedikit ke atas yaitu menjadi model kongkrit (model material). Ditahap ini, sesuatu yang nyata tadi dapat disajikan dalam bentuk gambar. Setelah itu tahap diatasanya adalah model formal, dimana siswa sudah mulai dapat membangun pengetahuannya walaupun masih mengandalkan model. Kemudian di puncak tertinggi adalah matematika formal, yang melibatkan simbol-simbol atau notasi-notasi yang abstrak tanpa melibatkan model lagi.



Bagi saya, pendekatan iceberg dalam pembelajaran matematika ini sangat menarik dan sangat membantu. Sayapun berusaha membuat suatu model iceberg untuk menerangkan pengurangan suatu pecahan (seperti pada gambar). Pada tahapan paling dasar, siswa mengenal kue atau pizza dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian pada tahap diatasnya (model material / model kongkrit) kue tersebut dipotong-potong membentuk bagian-bagian pecahan. Selanjutnya model diatasnya adalah model formal dimana pemodelan sudah mengarah pada konsep matematika bahwa pecahan adalah bagian dari seluruh. Selanjutnya pada tahap paling atas adalah matematika formal dengan melibatkan angka, simbol atau notasi, yang dalam hal ini adalah  1 - 1/4 = 3/4.

Untuk itu ketika mengenalkan konsep matematika pada siswa khususnya siswa SD, guru dapat memulai menerangkan dari sesuatu yang kongkrit terlebih dahulu (aposteriori). Para siswa bisa belajar setelah mereka melihat. Mereka bisa memahami suatu konsep pecahan 1/4 setelah melihat kue atau pizza yang dibagi menjadi empat bagian sama besar. Jangan sampai kita sebagai guru terburu-buru menerapkan pembelajaran matematika dengan angka-angka, simbol yang bersifat analitik di awal pembelajaran. Tahapan gunung es (iceberg) ini akan menuntun siswa untuk membawa matematika dalam kehidupan sehari-hari menuju matematika dengan formal notation.
*) Irham Baskoro

Tidak ada komentar: