Pendekatan Iceberg (Gunung Es) dalam Pembelajaran Matematika Realistik
Refleksi Perkuliahan Filsafat Bersama Prof. Marsigit
Oleh:
Irham Baskoro
17709251004
PPs
Pendidikan Matematika UNY 2017
Perkuliahan
filsafat bersama Bapak Prof. Marsigit pada tanggal 21 November dan 28 November
2017 membicarakan mengenai pendekatan iceberg
(gunung es) dalam pembelajaran matematika relistik. Seperti terlihat dalam ilustrasi
gunung es di dalam gambar (iceberg),
bahwa puncak dari gunung es adalah bagian gunung yang paling terlihat dari luar.
Puncak dari gunung es diibaratkan matematika formal yang berisi notasi-notasi
atau simbol-simbol matematika yang abstrak. Matematika formal inilah yang paling
disorot, menghiasi banyak literature, buku-buku matematika, dan soal-soal Ujian
Nasional Matematika.
Yang
perlu disadari bahwa formal notation
tersebut sebenarnya dibangun dari tahapan-tahapan yang hirarkis, mulai dari dasar
gunung es yang berupa matematika dalam kehidupan sehari-hari (mathematics world orientation). Setelah itu, hal-hal dalam kehidupan
sehari-hari tadi dibawa sedikit ke atas yaitu menjadi model kongkrit (model
material). Ditahap ini, sesuatu yang nyata tadi dapat disajikan dalam bentuk
gambar. Setelah itu tahap diatasanya adalah model formal, dimana siswa sudah
mulai dapat membangun pengetahuannya walaupun masih mengandalkan model.
Kemudian di puncak tertinggi adalah matematika formal, yang melibatkan
simbol-simbol atau notasi-notasi yang abstrak tanpa melibatkan model lagi.
Bagi
saya, pendekatan iceberg dalam pembelajaran
matematika ini sangat menarik dan sangat membantu. Sayapun berusaha membuat
suatu model iceberg untuk menerangkan
pengurangan suatu pecahan (seperti pada gambar). Pada tahapan paling dasar, siswa
mengenal kue atau pizza dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian pada tahap
diatasnya (model material / model kongkrit) kue tersebut dipotong-potong
membentuk bagian-bagian pecahan. Selanjutnya model diatasnya adalah model
formal dimana pemodelan sudah mengarah pada konsep matematika bahwa pecahan
adalah bagian dari seluruh. Selanjutnya pada tahap paling atas adalah
matematika formal dengan melibatkan angka, simbol atau notasi, yang dalam hal
ini adalah 1 - 1/4 = 3/4.
Untuk
itu ketika mengenalkan konsep matematika pada siswa khususnya siswa SD, guru
dapat memulai menerangkan dari sesuatu yang kongkrit terlebih dahulu
(aposteriori). Para siswa bisa belajar setelah mereka melihat. Mereka bisa
memahami suatu konsep pecahan 1/4 setelah melihat kue
atau pizza yang dibagi menjadi empat bagian sama besar. Jangan sampai kita
sebagai guru terburu-buru menerapkan pembelajaran matematika dengan
angka-angka, simbol yang bersifat analitik di awal pembelajaran. Tahapan gunung
es (iceberg) ini akan menuntun siswa
untuk membawa matematika dalam kehidupan sehari-hari menuju matematika dengan formal notation.
*) Irham Baskoro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar