Minggu, 31 Desember 2017

Refleksi Pertemuan ke-6 (tanggal 31 Oktober 2017)

Tanya Jawab Filsafat: Hermenitika dan Anomali
Irham Baskoro
17709251004
Pendidikan Matematika A, 2017

         Seperti biasa hari Selasa sore pukul 15.30, kami memulai perkuliahan filsafat bersama Prof Marsigit. Seperti biasa di awal perkuliahan kami disuguhi ujian isian singkat tentang filsafat. Kali ini saya mendapat nilai 8 (2 soal benar). Setelah ujian isian singkat selesai dibahas, perkuliahan berlangsung dengan sesi tanya jawab. Berikut ini sebagian pertanyaan yang muncul dari beberapa mahasiswa.

Pertanyaan 1: Metode apa yg Bapak gunakan dalam perkuliahan filsafat ini?
Metode yang Prof gunakan adalah hermenitika. Heremenitika adalah menterjemahkan, diterjemahkan, dan dijalani. Setiap muncul suatu persoalan lalu direfelksikan. Begitulah dilakukan secara konsisten dan berulang-ulang seterusnya.

Pertanyaan 2: Adakah indikator ikhlas dalam belajar?
Ikhlas itu mencakupi ikhlas dalam pikir dan ikhlas dalam hati. Iklhas dalam intensif (sedalam-dalamnya) dan ekstensif (seluas-luasnya). Ikhlas itu sebenarnya berstruktur mulai dari ikhlas formal, normative, sampai spiritual. Misal mahasiswa datang ke perkuliahan secara formal ia memang datang, namun secara spiritual ia jengkel dalam mengikuti perkuliahan. Sehingga ikhlas itu bertingkat-tingkat.

Pertanyaan 3: Bagaimana mengatur sesuatu yang diingat dan yang dilupakan?
Segala sesuatu itu dijalani saja. Tidak perlu mengingat-ingat kejahatan yang dilakukan orang. Ingatlah yang baik-baik saja. Prof menambahkan bahwa ingatan itu hanyalah 1 titik dari keseluruhan. Masih banyak titik-titik lain yaitu pikiran, ucapan ,perasaan, dan ribuan lainnya. Orang akan bermasalah ketika ia ingat sholat, tetapi tidak dijalankan. Mengingat akan mudah jika menyenangkan. Kalau tidak senang, tentu akan mudah dilupakan. Maka dari itu lakukanlah hermenitika : pikirkan apa yang kamu kerjakan dan kerjakan yang kamu pikirkan, tentunya dalam kerangka doa. Ingatan itu berstruktur mulai dari yang sederhana sampai yang paling kompleks. Yang sederhana misalnya mengigat password, nomor pin, dan sebagainya. Prof kemudian menyebutkan Ingatan berikutnya adalah ingatan pada istri. Mengingat istri beliau bukan sekadar ingat nama, namun mengingat 1001 macam hal yang terkomposisi. Misalnya ingat jenis sepatu istri, jenis tulisan tangan istri, dan lain sebagainya.


Pertanyaan 4: Apakah anomali itu?
Kontradiksi itu berstruktur dan berdimensi mulai dari batu sampai langit. Orang awam mengatakan bahwa kontradiksi adalah sesuatu yang bertentangan. Kontradiksi dalam matematika menyatakan bahwa x tidak sama dengan x , kontradiksi dalam filsafat menyatakan A tidak sama dengan A , kontradiksinya tubuh kita adalah komplikasi, kontradiksinya masyarakat adalah anomaly. Ciri anomali adalah dibenci tapi dibutuhkan. Prof menjelaskan contohnya yaitu handphone. Handphone dibenci tapi dibutuhkan, oleh karena itu handphone telah menimbulkan anomali di masyarakat.

Pertanyaan 5: Bagaimana menyeimbangkan wadah dan isi?
Wadah dan isi akan mencari bentuknya sendiri (tidak perlu dicari keseimbangannya). Apapun yang kamu lakukan bahkan tidak bersikappun itu adalah sikap, kamu tidak menjawabpun, itu adalah jawaban. Karena dalam filsafat, bukan jawaban itu adalah merupakan jawaban.

Tidak ada komentar: